SamudraBacaMedia - Akhir akhir ini kita sering mendengar kata start up. Apa sih yang ada di benak kalian saat kalian mendengar kata start up? Mungkin yang ada di benak kalian para pencinta drakor adalah sebuah kisah yang menceritakan perjuangan anak muda dalam membangun sebuah usaha rintisan atau start up. Kalian pasti tahu film apa itu.
Ehhh tapi kali ini aku enggak bakal
membahas drakor ya sahabat blogger. Start up yang akan aku bahas pada
kesempatan kali ini adalah start up yang ikut serta dalam mengembangkan potensi
– potensi ekonomi di daerah 3T. Yang pasti ini masih di Indonesia yaaa. Jadi
kalian jangan membayangkan ke luar – luar negeri yaa sahabat blogger.
Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap daerah
memiliki potensi ekonominya masing – masing, tak terkecuali daerah 3T – daerah
terdepan, terluar dan tertinggal - . Ditambah lagi
era digital
saat ini, ekonomi digital pun menjadi salah satu hal yang solutif untuk mengembangkan ekonomi bangsa ini. oleh karena itu, pemerintah bersama Badan Aksesibilitas
Telekomunikasi dan Informasi - Bakti – Kementerian Komunikasi dan Informatika membuat
serta melaksanakan sebuah program yang bernama Dayamaya.
Apa sih program Dayamaya itu?
Program Dayamaya adalah program inisiatif untuk membantu pertumbuhan start up, komunitas kelompok masyarakat, dan UMKM digital dari daerah 3T atau luar daerah 3T untuk diterapkan pada lokasi 3T dengan bantuan fasilitas berupa: pelatihan SDM, eksekusi surfei pasar, infastruktur teknologi, dan sosialisasi & pemasaran.
Perogram
ini bertujuan untuk menjadi solusi yang tepat dalam memajukan perekonomian
bangsa, khususnya di daerah 3T pada era digital saat ini. dengan berkolaborasi
bersama start up, komunitas, dan UMKM yang terlibat diharapkan program ini
dapat menjadi solusi bagi perekonomian bangsa sebagaimana tujuannya. “Kami
yakin dengan peran serta mereka, akan segera terjadi perubahan di daerah 3T
menuju ke arah yang lebih baik,” kata Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan
Pemerinah, Danny Januar Ismawan.
Kini
telah ada lima inisiatif dari 18 inisiatif yang telah terpilih pada tahun 2019.
Tiga di antaranya, yaitu Atourin, Cakap, dan Jahitin. Yang pasti ketiga
insiatif ini merupakan start up ya sahabat blogger. Mau tahu lebih lanjut
mengenai ketiga inisiatif ini? yukkk jangan beranjak dulu dari sini!!!! Baca
dulu sampai selesai ya sahabat blogger.
1. Atourin
Atourin
merupakan perusahaan teknologi yang bekerja di bidang pariwisata untuk
menyediakan jasa serta layanan secara daring maupun luring. Pariwisata
merupakan salah satu sektor yang sangat erat kaitannya dengan ekonomi. Lokasi
pariwisata yang bagus dapat menjadi lahan perekonomian yang bagus pula.
Dalam
hal memajukan perekonomian bangsa khususnya di daerah 3T, Atourin berperan
aktif melalui sektor pariwisata. Atourin melalui program Dayamaya pun telah
mengadakan kegiatan pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata di Natuna. Walhasil,
kini terdapat 10 pemandu wisata di
Natuna yang telah tersertifikasi.
Reza
Permadi selaku tim operasional Atourin menjelaskan bahwa salah satu program
Atourin di masa pandemi adalah pelatihan pemandu wisata se – Indonesia secara
daring. Kami ajarkan bagaimana cara membuat tur virtual. Salah satu sektor yang
paling terdampak akibat pandemi adalah pariwisata. Dengan pelatihan ini,
diharapkan pemandu wisata dapat memanfaatkan internet untuk menghadirkan
layanan virtual tour baik kepada wisatawan domestik maupun mancanegara.
Apa sih itu tour virtual?
Dari namanya saja kita pasti sudah bisa mereka apa itu tour virtual. Yaps tour virtual ini merupakan tour yang dilakukan lewat platform daring. Ada yang tak berbayar dan ada pula yang berbayar. Biasanya kita tinggal membayar dengan transfer dana lalu mengirim tanda bukti transferan ke admin atau pihak terkait. Lalu pada jam yang telah ditentukan kita akan memulai tour virtual ini dengan platform daring seperti zoom.
Sektor
pariwisata merupakan salah satu sektor penting yang paling terdampak oleh wabah
corona. Padahal sektor ini merupakan sektor penting dalam mendorong
perekonomian. Oleh karena itu dengan adanya program pelatihan pemandu wisata
virtual ini, para pemandu wisata dapat mengadakan tour virtual yang berkualitas
dan menarik minat para wisatawan. Tour virtual ini pun diharapkan dapat menjadi
solusi bagi dunia pariwisata di tengah wabah ini. Dengan adanya tour seperti
ini, kita dapat berwisata tanpa harus keluar rumah dan berkerumun dengan orang
banyak. Jadi intinya sektor pariwisata dapat terus berjalan tanpa harus
menciptakan kerumunan. Tentunya ini sangat berdampak positif terhadap kesehatan
masyarakat. Bahkan menurut Reza Permadi, platform tour virtual ini dapat terus
dimanfaatkan dalam jangka waktu panjang, bukan hanya di masa pandemi saja.
2. Cakap
Cakap
merupakan sebuah platfrom online berbasis pendidikan bahasa asing, khususnya
bahasa Inggris. Tujuan start up yang satu ini adalah memberdayakan kemampuan
berbahasa asing, khususnya bagi masyarakat daerah 3T.
Lalu
apa hubungan kemampuan berbahasa dengan perekonomian?
Sebenarnya
banyak sekali kaitannya antara kemampuan berbahasa dan perekonomian. Salah
satunya adalah kaitannya dengan sektor pariwisata. Kemampuan bahasa asing sangat diperlukan
dalam usaha mengembangkan suatu lokasi wisata. Mengapa?
Sebab dengan penguasaan bahasa asing yang baik, khususnya bagi si pemandu
wisata dapat menarik wisatawan mancanegara. Dengan penguasaan bahasa asing yang
baik dapat menciptakan hubungan komunikasi yang baik pula. Pastinya hal
tersebut akan lebih menarik minat wisatawan mancanegara ketimbang tidak adanya
kemampuan berbahasa asing dalam suatu lokasi wisata.
Tommy
Yunus selaku CEO cakap juga mengatakan bahwa kemampuan berbahasa sangat
diperlukan dalam usaha mengembangkan suatu lokasi wisata, karena menjadi salah
satu faktor yang mempengaruhi jumlah wisatawan dalam menciptakan pariwisata
berkelanjutan.
Melalui
program dayamaya Cakap menyelenggarakan kegiatan digital assessment yang
melibatkan 250 pelajar SMA di Kabupaten Saju Raijua dan Kabupaten Sumba Timur
NTT dengan berbasis standarisasi CEFR – The Common Eouropean Framework of
Reference for Languages -. Yang dilakukan dengan sistem daring pada tahun 2019
lalu.
Di
masa pandemi saat ini, Cakap menyelenggarakan programnya melalui platform
daring. Dengan difasilitasi oleh BAKTI, kementerian perekonomian dan pemerintah
daerah, Cakap memberikan kesempatan kepada masyarakat pelaku industri wisata
untuk belajar bahasa Inggris secara gratis. Dengan mengikuti pelatihan,
nantinya peserta akan mendapatkan akses webminar, materi pembelajaran dalam
bentuk ebook, akses vidio pembelajaran, kuis untuk evaluasi dan sebagai tolak
ukur kemampuan berbahasa asing si peserta., serta akan mendapatkan sertifikat
di akhir pembelajaran.
3. Jahitin
Selain
dua platform di atas, ada pula platform Jahitin. Jika Atourin bergerak dalam
sektor pariwisata dan Cakap dalam sektor kebahasaan maka Jahitin pun hadir dan
turut berkontribusi melalui sektor skill menjahit. Yups persis seperti
namannya, Jahitin merupakan sebuah platform yang berperan memberdayakan
masyarakat di bidang skill menjahit.
Jahitin
telah berkontribusi dalam meningkatkan skill menjahit di daerah Sumba Barat dan
Sumba Barat Daya. Melalui workshop pengelolaan kain tenun, jahitin mengajarkan bagaimana
cara mengolah limbah kain tenun menjadi sesuatu yang bernilai jual tinggi. Contohnya
seperti membuat cushion pillow.
Selain
hal di atas, jahitin mempermudah penjahit untuk mengakses pasar. Walhasil kini
mereka sudah terhubung dan mendapatkan akses langsung dengan dinas perdagangan.
Di
masa pandemi ini, Jahitin melakukan pelatihan bagaimana cara membuat masker
yang memenuhi standar kesehatan. Hasilnya, Para penjahit di Sumba pun berhasil mendapatkan
pesanan 5000 masker.
Tiap
– tiap daerah memiliki potensi ekonominya masing – masing. Tentu dengan hal
ini, pemerintah akan kewalahan jika harus bekerja keras sendiri. Dengan adanya
program semacam ini diharapkan dapat menjadi solusi yang tepat dalam memajukan
perekonomian bangsa ini. semoga untuk kedepannya, perekonomian bangsa kita akan
semakin maju.......maju.................dan maju.